Tanggapan kurang positif terhadap Asuransi Jiwa
Dari beberapa blog, posting, forum, dan diskusi di internet, saya menemukan beberapa hal seputar pandangan mengenai asuransi. Blog, posting, forum dan diskusi tersebut berada di seputar kita, di Indonesia, yang dikemukakan oleh orang-orang Indonesia, calon penerus bangsa kelak. Beberapa tanggapan mengenai asuransi yang mereka kemukakan:
- Sudah punya asuransi, tapi kok saya sehat terus, jadi nggak berguna dong, asuransinya...
- Nggak percaya, bro..., asuransi? Nggak deh!
- Asuransi kan hanya menguntungkan agennya aja...
- Janji-janji agen muluk-muluk, padahal kenyataannya gak tau juga..
- Punya Asuransi, premi saya sekian, lho..., dapatnya? Aduh, lupa ya.... Nanti saya lihat dulu. Penting ya?
- Pikir-pikir dulu, deh, mending investasi tanah atau rumah....
- Beli emas lebih menguntungkan
Read more...
Investasi Pendidikan
Anak adalah prioritas. Sebagai orang tua, sudah menjadi kewajiban untuk merencanakan pendidikan bagi anak, salah satu realisasi konsep pendidikan anak adalah dengan Investasi asuransi pendidikan. Berikut contoh program Manfaat Pendidikan: Usia Anak Manfaat Penarikan Jumlah Sisa Dana Investasi Menengah Tinggi 6 Sekolah Dasar Rp.3.000.000,- Rp.26.164.000 Rp.33.348.000,- 12 SMP Rp.4.500.000,- Rp.60.515.999,- Rp.111.186.000,- 15 SMA Rp.6.000.000,- Rp.77.092.000,- Rp.181.471.000,- 18 S1 Rp.24.000.000,- Rp.82.441.000,- Rp.284.292.000,- 23 S2 Rp.100.000.000,- Rp.41.802.000,- Rp.595.452.000,- 25 Sisa Dana Investasi Rp.49.908.000 Rp.853.747.000,- Total Penarikkan Dana Rp.137.500.000,-
Pendidikan Pasti bersama THE GRADUATE®
“Pastikan cita-citanya tercapai sejak dini”
”Dokter!”
“Astronot!”
“Arsitek!”
“Ahli Bahasa!”
Begitu biasanya jawaban anak-anak jika ditanya mau jadi apa saat besar nanti. Namun apapun cita-cita putra-putri Anda, sudah menjadi kewajiban kita sebagai orang tua untuk mewujudkannya. Untuk membantu Anda, Sun Life Financial Indonesia menghadirkan The Graduate®, program asuransi jiwa yang memberikan jaminan kepastian dana pendidikan di setiap jenjang pendidikan yang akan dilaluinya, agar anak Anda dapat menjadi apapun cita-citanya.
Memilih Asuransi Kesehatan
Hanya saja, beliau terpaksa menguras tabungan beliau yang dikumpulkan bertahun-tahun karena biaya rumah sakit mencapai Rp 20 juta. Saya tak dapat membayangkan sekiranya beliau tak punya tabungan, bagaimana kesulitan yang akan dihadapi.
Asuransi, YA atau TIDAK..., Sekarang atau Nanti ?
Rencana untuk Anak
Premi Pertahun | : | Rp.3.000.000,- |
Masa Pembayaran | : | 5 tahun |
Total Premi | : | Rp.15.000.000,- |
Usia Anak Sekarang | Manfaat Dana yang dapat diambil di Usia-usia di bawah ini | |||||||
6 tahun | 12 tahun | 15 tahun | 18 tahun | 23 tahun | 35 tahun | 55 tahun | ||
SD | SMP | SMA | S1 | S2 | Rumah | Pensiun | ||
(dalam ribuan rupiah) | ||||||||
2 | 3.000 | 5.000 | 7.500 | 25.000 | 40.000 | 80.000 | 983.000 | |
3 | 2.500 | 4.500 | 7.000 | 17.500 | 35.000 | 75.000 | 680.000 | |
4 | - | 5.000 | 7.500 | 22.500 | 37.500 | 75.000 | 602.000 | |
5 | - | 4.500 | 6.000 | 17.500 | 32.500 | 62.500 | 593.000 | |
6 | - | 3.000 | 5.000 | 15.500 | 30.000 | 60.000 | 263.000 | |
7 | - | 2.500 | 4.500 | 14.000 | 20.000 | 57.500 | 183.000 | |
My Lovely Children
Selamat Datang di FUTURE CONCEPT
Footer
Konsep Masa Depan, apakah itu?
Seandainya kita membuat katakanlah Skripsi, tentu sebelum memulai kita harus menemukan masalah, tujuan, kemudian cara penyelesaian masalah. Itu jika skripsi kita mengacu masalah yang ada. Seandainya skripsi kita mengacu pada merencanakan sesuatu yang bukan masalah melainkan untuk mencapai efisiensi, berarti kitalah yang mencari masalah, kemudian mencari cara penyelesaiannya, dengan tujuan yang sudah pasti kita miliki di awal sebelum mencari masalah. Yang pasti, semua cara, dasar, ataupun alasan pembuatan skripsi akan melalui sebuah prosedur yang bernama "kerangka".
Seperti itulah kira-kira, -tidak persis sama- gambaran kata "konsep".
Kehidupan kita jauh lebih 'kompleks' daripada Skripsi. Bayangkan kalau untuk mengerjakan Skripsi saja, kita bergadang-gadang sampai pagi, pusing tujuh keliling, dan semua daya usaha dikerahkan demi keberhasilan Skripsi kita, maka, bagaimana dengan konsep untuk masa depan kita sendiri?
Jika seorang wanita memiliki anak dalam kandungan, tentu timbul rencana-rencana besar bagi si calon anak, entah harus jadi ini-itu, atau harus bisa ini-itu, atau harus dapat ini-itu, dan sebagainya. Bayangkan juga seorang Ahli Bangunan, jika ia akan mendirikan suatu bangunan, dapatkah ia meralisasikannya hanya berdasarkan pemikirannya saja?
Tidak. Segala sesuatu, menurut hemat saya, akan lebih mudah terealisasi jika melalui sebuah kata sederhana "konsep".
Blog saya ini, secara khusus akan membahas, mem-posting, menyadur berita dari situs yang terpercaya, mengungkapkan pikiran, dan mengajak pembaca untuk mulai membuka mata untuk membuat konsep bagi masa depan, terutama sekali, dalam hal investasi jangka panjang, karena kehidupan adalah singkat untuk dinikmati, sekaligus amat panjang untuk di-konsepkan.
Selamat Menikmati...
Salam konsep,
Firsty Relia Renata,ST
Seandainya kita membuat katakanlah Skripsi, tentu sebelum memulai kita harus menemukan masalah, tujuan, kemudian cara penyelesaian masalah. Itu jika skripsi kita mengacu masalah yang ada. Seandainya skripsi kita mengacu pada merencanakan sesuatu yang bukan masalah melainkan untuk mencapai efisiensi, berarti kitalah yang mencari masalah, kemudian mencari cara penyelesaiannya, dengan tujuan yang sudah pasti kita miliki di awal sebelum mencari masalah. Yang pasti, semua cara, dasar, ataupun alasan pembuatan skripsi akan melalui sebuah prosedur yang bernama "kerangka".
Seperti itulah kira-kira, -tidak persis sama- gambaran kata "konsep".
Kehidupan kita jauh lebih 'kompleks' daripada Skripsi. Bayangkan kalau untuk mengerjakan Skripsi saja, kita bergadang-gadang sampai pagi, pusing tujuh keliling, dan semua daya usaha dikerahkan demi keberhasilan Skripsi kita, maka, bagaimana dengan konsep untuk masa depan kita sendiri?
Jika seorang wanita memiliki anak dalam kandungan, tentu timbul rencana-rencana besar bagi si calon anak, entah harus jadi ini-itu, atau harus bisa ini-itu, atau harus dapat ini-itu, dan sebagainya. Bayangkan juga seorang Ahli Bangunan, jika ia akan mendirikan suatu bangunan, dapatkah ia meralisasikannya hanya berdasarkan pemikirannya saja?
Tidak. Segala sesuatu, menurut hemat saya, akan lebih mudah terealisasi jika melalui sebuah kata sederhana "konsep".
Blog saya ini, secara khusus akan membahas, mem-posting, menyadur berita dari situs yang terpercaya, mengungkapkan pikiran, dan mengajak pembaca untuk mulai membuka mata untuk membuat konsep bagi masa depan, terutama sekali, dalam hal investasi jangka panjang, karena kehidupan adalah singkat untuk dinikmati, sekaligus amat panjang untuk di-konsepkan.
Selamat Menikmati...
Salam konsep,
Firsty Relia Renata,ST