10 Mahasiswa UNAIR terima beasiswa Sun Life
Selengkapnya:
Sebagian orang umum mendengar kata “WARISAN” terkadang langsung berkonotasi pada hal yang negative, yaitu kematian. Benarkah kematian begitu menakutkan? Bukankah pada dasarnyahidup kita ditentukan oleh Sang Pencipta tentunya bukan unlimited,
Freddy Mercury dalam lagunya yang legendaris, “TIME” menyebutkan bahwa time waits for nobody, We,re all must plans our hope together, Or we’ll have no future at all.
Waktu tidak akan pernah menunggu, rencanakan sekarang juga, atau tidak berbuat apa-apa dan tidak akan mendapatkan apa-apa karena kehilangan waktu.
Kita semua dianugerahi waktu yang sama, yaitu 24 jam sehari, apa yang kita lakukan, berbuat sesuatu, merencanakan sesuatu, atau tidak berbuat apa-apa dan menunggu sampai usia kita habis?
Realitanya, bahwa hidup kita ada batasnya. Kita mulai dari dilahirkan, dimandikan, disuapi, dididik, sampai akhirnya mandiri, memiliki anak-anak dan keluarga yang menyenangkan. Seu\muanya adalah berkat dan anugerah yang tak bisa terbeli dengan apapun.
Namun, suatu hari kita akan pergi, kembali kepada Sang Pencipta, meninggalkan anak-anak kita, keluarga kita. Alangkah beruntungnya kita, jika pada saatnya nanti anak-anak yang kita cintai sudah mapan, sudah mandiri, dan sudah memiliki kehidupan mereka sendiri-sendiri yang tak kalah bahagia dengan kehidupan kita.
Bagaimanapun keadaan anak-anak kita atau orang yang kita tinggalkan pada saatnya nanti, tentu akan membutuhkan biaya, pemakaman, dan mungkin pelunasan property kita yang belum sempat terbayar, misalnya rumah, kartu kredit, dan lain-lain. Itukah yang akan kita wariskan pada anak-anak kita? Tentu seorang anak yang berbakti pada orang tuanya tidak akan keberatan menjalani semua itu, namun kita sebagai orang tua yang telah melahirkan, mendidik, memberikan pendidikan, dan hamper seluruh hidup kita untuk anak-anak yang kita kasihi, tak ada salahnya satu langkah terakhir, menyediakan peninggalan pasti untuk mempermudah anak kita dalam menjalani kehidupan setelah kita pergi kelak.
Kita memiliki rumah, kendaraan, tanah, sawah, usaha dan lain-lain begitu banyaknya untuk diwariskan, namun alangkah bahagianya jika ternyata anak kita kelak menemukan sebuah polis asuransi, dimana ada namanya tercantum hitam di atas putih bahwa kita mewariskan sejumlah dana untuknya, karena dana tersebut tidak dapat dipindahtangankan dan hanya akan dibayarkan kepada Ahli waris yang kita tunjuk.
Siapa bilang Perlindungan Asuransi dan manfaat dana hari tua hanya diperuntukkan bagi kaum muda dan anak-anak? Pada hakekatnya, semua orang pantas dan bisa untuk diproteksi dan mendapat jaminan dana hari tua.
=================
NOTE:
Untuk pembuatan proposal, klik di bar tab bagian atas bertuliskan "PROPOSAL"
Untuk komentar dan pertanyaan, klik di kolom sebelah kanan atas yang bertuliskan "PERTANYAAN dan KOMENTAR"
===============
K E H I D U P A N, termasuk diantaranya adalah Pendidikan sampai dengan jenjang S2, jaminan kesehatan, persiapan pernikahan/biaya hidup, dan dana hari tua. Semua ditujukan bagi anak kita, dengan ada atau tiadanya kita untuk mendampingi mereka, demi mereka yang akan membangun bangsa dengan penuh dedikasi kelak, tanpa tersandung masalah biaya.
Contoh pendapatan biaya kehidupan bagi anak kita, jika anak kita berusia 0 tahun 6 bulan.
Usia Anak | Asumsi penggunaan Dana | Besar manfaat |
6 tahun | Masuk Sekolah Dasar | Rp. 5.000.000,- |
12 tahun | Masuk SMP | Rp. 7.500.000,- |
15 tahun | Masuk SMA | Rp. 12.500.000,- |
18 tahun | Masuk Kuliah S1 | Rp. 75.000.000,- |
23 tahun | Masuk Kuliah S2 | Rp. 30.000.000,- |
35 tahun | Biaya investasi (rumah, keperluan penikahan, dll) | Rp.300.000.000,- |
55 tahun | Dana hari tua | Rp. 1.100.000.000,- |
© Blogger template Sunset by Ourblogtemplates.com 2008
Back to TOP