MY FUTURE CONCEPT

TEPAT! Membeli asuransi di usia 30-40 tahun

Pada usia ini, umumnya kita sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Seiring dengan meningkatnya tuntutan dan kewajiban keuangan yang harus kita sediakan bagi keluarga, kita perlu memproteksi diri dan keluarga kita dengan produk asuransi jiwa secara proper.




Pada fase ini, kita perlu mempertimbangkan untuk mendapatkan perlindungan polis asuransi jiwa sesuai dengan pertambahan penghasilan kita dan bertambahnya kewajiban keuangan untuk keluarga kita. Konkretnya, selain polis asuransi jiwa yang sudah kita dapatkan di usia 20 tahunan, kita perlu mempersiapkan diri dengan polis asuransi jiwa yang mengandung unsur tabungan untuk biaya pendidikan anak-anak kita dikemudian hari.



Hal yang perlu diingat, pada usia di atas 50 tahun kita mungkin mulai rentan terhadap sakit dan penyakit. Itu sebabnya, kita sebaiknya melengkapi polis asuransi kita dengan skema ‘long term care’. Ini akan sangat berguna bila suatu saat kita jatuh sakit dan kita tidak bisa mengurus diri sendiri. Selain itu, kita juga seyogianya memastikan bahwa polis asuransi kita dapat memberikan manfaat keuntungan bagi kita pada masa pensiun.



Kesimpulan, manfaat asuransi yang sekiranya akan kita butuhkan adalah:

  1. Pengantian biaya rumah sakit, rawat inap, USG, dan pembedahan (Operasi)
  2. Asuransi kecelakaan
  3. Biaya untuk penyakit kritis yang mungkin kelak diderita di usia senja
  4. Pembebasan pembayaran premi jika kita divonis mengidap penyakit kritis di atas
  5. Pembebasan premi jika kita mengalami ketidakmampuan total
  6. Dana pensiun di hari tua kita
  7. Uang pertangungan bagi ahli waris jika kita meninggal dunia
  8. Fasilitas 24 Jam Worldwide Emergency Benefit



Hal-hal apa yang sekiranya bisa kita dapatkan hanya dari sebuah polis Asuransi?



Rincian Manfaat.. di sini


My Lovely Children

My Lovely Children

Selamat Datang di FUTURE CONCEPT

Footer

Konsep Masa Depan, apakah itu?

Seandainya kita membuat katakanlah Skripsi, tentu sebelum memulai kita harus menemukan masalah, tujuan, kemudian cara penyelesaian masalah. Itu jika skripsi kita mengacu masalah yang ada. Seandainya skripsi kita mengacu pada merencanakan sesuatu yang bukan masalah melainkan untuk mencapai efisiensi, berarti kitalah yang mencari masalah, kemudian mencari cara penyelesaiannya, dengan tujuan yang sudah pasti kita miliki di awal sebelum mencari masalah. Yang pasti, semua cara, dasar, ataupun alasan pembuatan skripsi akan melalui sebuah prosedur yang bernama "kerangka".

Seperti itulah kira-kira, -tidak persis sama- gambaran kata "konsep".

Kehidupan kita jauh lebih 'kompleks' daripada Skripsi. Bayangkan kalau untuk mengerjakan Skripsi saja, kita bergadang-gadang sampai pagi, pusing tujuh keliling, dan semua daya usaha dikerahkan demi keberhasilan Skripsi kita, maka, bagaimana dengan konsep untuk masa depan kita sendiri?

Jika seorang wanita memiliki anak dalam kandungan, tentu timbul rencana-rencana besar bagi si calon anak, entah harus jadi ini-itu, atau harus bisa ini-itu, atau harus dapat ini-itu, dan sebagainya. Bayangkan juga seorang Ahli Bangunan, jika ia akan mendirikan suatu bangunan, dapatkah ia meralisasikannya hanya berdasarkan pemikirannya saja?

Tidak. Segala sesuatu, menurut hemat saya, akan lebih mudah terealisasi jika melalui sebuah kata sederhana "konsep".

Blog saya ini, secara khusus akan membahas, mem-posting, menyadur berita dari situs yang terpercaya, mengungkapkan pikiran, dan mengajak pembaca untuk mulai membuka mata untuk membuat konsep bagi masa depan, terutama sekali, dalam hal investasi jangka panjang, karena kehidupan adalah singkat untuk dinikmati, sekaligus amat panjang untuk di-konsepkan.

Selamat Menikmati...

Salam konsep,
Firsty Relia Renata,ST

  © Blogger template Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP